Enam Tahun Diakui UNESCO, Pencak Silat Tradisi Indonesia Rayakan Tasyakuran dan Tafakur Refleksi
Portal Kawasan, JAKARTA — Gemuruh tepuk tangan dan semangat persaudaraan terasa hangat di Gedung Serba Guna Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, saat Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI) menggelar Tasyakuran dan Tafakur Retrospeksi. Acara ini menandai enam tahun pengakuan Pencak Silat Tradisi sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia oleh UNESCO.
Kegiatan ini bukan sekadar perayaan. Menurut Ketua Panitia H. Yusron Sjarief, momen ini menjadi ruang refleksi dan evaluasi perjalanan pencak silat tradisi sejak pengakuan UNESCO pada 12 Desember 2019.

“Enam tahun pasca pengakuan UNESCO, kita perlu melampaui euforia dan mulai merumuskan arah yang lebih jelas bagi pengembangan pencak silat tradisi. Melalui sarasehan ini, kami berharap lahir gagasan-gagasan strategis untuk menjawab tantangan zaman,” ujar Yusron.
Acara ini dihadiri Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi Restu Gunawan, serta tokoh-tokoh pencak silat tradisi, budayawan, sesepuh perguruan silat, perwakilan komunitas, dan mitra kelembagaan dari berbagai daerah.

Tak hanya refleksi, KPSTI juga menetapkan pergantian antar waktu kepengurusan periode 2024–2028. Dr. Nur Ali, M.Pd., yang sebelumnya menjabat Ketua Umum, kini menjadi Ketua Harian, sedangkan KH. Mahfudz Abdurrahman, S.Sos. resmi mengemban jabatan Ketua Umum. Mahfudz menegaskan, pengakuan UNESCO bukan sekadar prestise, tapi amanah budaya yang harus dijaga dan diwariskan.
“Pencak silat tradisi tidak hanya untuk diakui, tetapi harus terus hidup, berkembang, dan diwariskan. Ini adalah bagian dari jati diri bangsa,” tegas Mahfudz.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambut baik inisiatif KPSTI ini, menekankan pentingnya pencak silat sebagai ekspresi budaya yang sarat nilai, filosofi, dan pembentukan karakter bangsa. Ia menambahkan, kegiatan ini selaras dengan amanah konstitusi untuk memajukan kebudayaan nasional di kancah global.
Rangkaian tasyakuran dan tafakur ini diharapkan menghasilkan rumusan strategis dan rekomendasi konkret, menjadi pijakan langkah bersama dalam pelestarian dan pemajuan pencak silat tradisi, baik di tingkat nasional maupun dunia internasional.
