Sampah Menjerit, Menteri PU Dody Minta Pemda Segera Bertindak
Portal Kawasan, JAKARTA – Gunungan sampah terus bertambah, seolah berbisik pilu kepada bumi yang kian sesak. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mendengar keluhan itu dan menegaskan bahwa pengelolaan sampah tak bisa lagi ditunda.
Dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Infrastruktur Pengelolaan Sampah Terpadu yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Dody mengingatkan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memperkuat komitmen mereka.
“Pemda harus menjadi nahkoda yang mengarahkan kapal pengelolaan sampah menuju daratan keberlanjutan. Masyarakat pun harus menjadi awak kapal yang sigap memilah sampah sejak dari rumah,” ujar Dody di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Di beberapa sudut negeri, sampah mulai mendapatkan harapan baru. TPA Benowo Surabaya kini bertransformasi menjadi sumber energi listrik, sementara TPA Banyumas meracik sampah menjadi kompos dan bahan bakar RDF. “Inovasi semacam ini harus menyebar seperti angin yang membawa perubahan,” kata Dody.
Namun, tak semua berjalan mulus. Tipping fee masih menjadi duri dalam daging pengelolaan sampah. Dody menegaskan perlunya penerapan polluter pays principle (3P)—di mana setiap penghasil sampah harus ikut bertanggung jawab atas pengolahannya. “Sampah bukan sekadar sisa yang dibuang, melainkan tanggung jawab yang harus dipikul bersama,” tambahnya.
Langit masa depan pun mengisyaratkan tantangan besar. Pada tahun 2045, Indonesia diprediksi akan menghasilkan 82 juta ton sampah per tahun. Jika tidak dikelola dengan baik, TPA akan sesak napas, tak mampu lagi menampung limpahan sampah yang terus datang.
Untuk mencegah itu, hingga 2024, Kementerian PU telah membangun 145 TPA dengan metode sanitary landfill, serta fasilitas TPS3R dan TPST yang menggunakan teknologi canggih, seperti biokonversi Black Soldier Fly dan RDF. “Sampah ingin berevolusi menjadi sesuatu yang lebih berguna, dan kita harus membantunya,” kata Dody.
Namun, ancaman lain masih mengintai: metode open dumping yang terus mencemari lingkungan. Dody menegaskan metode ini harus segera ditinggalkan. “Kita tak bisa lagi menutup mata. Sampah harus dikelola dengan cara yang benar, bukan hanya ditimbun sembarangan,” ujarnya tegas.
Menko AHY pun angkat bicara, menyerukan pentingnya sinergi antara kementerian, Pemda, dan berbagai pihak terkait. “Bukan sekadar mengurangi sampah yang masuk ke TPA, tapi juga memaksimalkan konsep Waste to Energy,” kata AHY.
Kini, sampah menanti jawaban. Akankah ia tetap menjadi beban, atau justru bertransformasi menjadi berkah? Semua bergantung pada seberapa serius komitmen Pemda dan masyarakat dalam merangkul solusi berkelanjutan. (AGS/ALN)