Bir Pletok Siap Menyambut Tamu Balaikota!
Portal Kawasan, JAKARTA – Jakarta bersiap menyuguhkan sambutan yang lebih hangat dan penuh rasa, bukan sekadar senyum ramah atau jabat tangan erat. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung—atau yang akrab disapa Bang Anung—mengumumkan kejutan bagi setiap tamu yang menginjakkan kaki di Balaikota: segelas bir pletok yang siap menyapa dengan rasa khasnya!
Seakan bir pletok sendiri sudah tak sabar, ia bakal menggantikan teh dan kopi yang biasa tersaji di ruang tamu gubernur. Minuman khas Betawi ini siap menampilkan identitas budaya yang lebih kuat, sesuai dengan visi Bang Anung untuk menjadikan adat Betawi sebagai nafas utama Jakarta sebelum peringatan “Lima Abad Jakarta” pada 2027 nanti.

Di tengah riuh rendah acara buka puasa bersama di Masjid Tangkubanperahu, Jakarta Selatan, Jumat (21/3/2025), pernyataan Bang Anung menggema seperti angin segar di telinga masyarakat Betawi. “Sekarang ini kan airport aja enggak ada nuansa Betawinya,” katanya, seakan-akan bandara itu sendiri mengangguk setuju, menanti sentuhan budaya yang lebih kuat.
Tak hanya Balaikota dan bandara, Jakarta pun akan dipoles agar lebih Betawi. Lima belas taman baru bakal bermunculan, lima di antaranya akan buka 24 jam penuh. “Di luar negeri banyak taman yang buka 24 jam, sehingga warga bisa melepas stres sepulang kerja,” ujar Bang Anung dengan nada santai. Seolah-olah taman-taman itu sudah bersiap menampung cerita, tawa, dan kelegaan warga kota yang penat.

Pernyataan ini, tentu saja, membuat para hadirin semakin bersemangat. Mustari, seorang warga Betawi yang tinggal di Pasar Manggis, bahkan mengaku datang khusus demi melihat gubernur baru mereka. “Jarang-jarang bisa bukber bareng Gubernur,” ujarnya dengan antusias.
Acara yang digelar oleh Majelis Kaum Betawi (MKB) ini dihadiri ratusan tokoh Betawi, mulai dari mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, petinggi berbagai organisasi kemasyarakatan Betawi, hingga anggota DPD DKI Jakarta Dailami Firdaus. Meski Ketua MKB, Marullah Matali, berhalangan hadir karena tengah berduka, acara tetap berlangsung dengan penuh kekhidmatan dan kebersamaan.

Sebagai penutup, tausiyah dari Ketua DKM Masjid Jami Tangkubanperahu, Zaini Hamdan, mengingatkan betapa besar peran ulama-ulama Betawi dalam sejarah. Seperti bir pletok yang telah lama menemani budaya Betawi, semangat dan warisan mereka pun tetap terasa hingga hari ini.
Kini, dengan Jakarta yang semakin merangkul adat Betawi, bukan tidak mungkin bir pletok akan menjadi lebih dari sekadar suguhan. Ia bisa menjadi simbol sambutan, keramahan, dan identitas kota ini. Siapkah Anda disambut segelas bir pletok saat berkunjung ke Balaikota? (AGS/ALN)