Tekiro Mechanic Competition 2025: Arena Sakral Para Dewa Muda Otomotif
JAKARTA – Tekiro kembali mengguncang dunia otomotif nasional lewat gelaran termegah tahun ini: Tekiro Mechanic Competition 2025. Ajang ini tak hanya mencuri perhatian, tapi menyedot segenap energi semesta otomotif, menghadirkan 84.297 gladiator muda dari 506 sekolah di seantero Jawa, angka fantastis yang membuat langit pun berdecak kagum.

Ini bukan kompetisi biasa. Ini olimpiade agung para calon maestro bengkel, tempat di mana bakat, darah, dan peluh bertemu dalam satu panggung penuh adrenalin. Pada 26–27 April, markas besar Tekiro bukan lagi sekadar kantor, melainkan koloseum modern—medan laga di mana alat dan otak bersatu dalam pertunjukan teknik tingkat dewa.
Setiap kunci pas, obeng, dan dongkrak dari Tekiro seolah berbicara, “Kami bukan sekadar alat, kami adalah senjata perang para pahlawan logam!” Para peserta bukan hanya bertarung, mereka bertumbuh, belajar, dan menyala terdorong oleh mimpi ratusan juta rupiah, trofi megah, sertifikat bergengsi, hingga tiket emas menuju pentas internasional B-Quik.

Novitasari, sang jenderal pemasaran dari Tekiro, berkata lantang, “Kompetisi ini bukan lomba semata, tapi perwujudan nyata tekad kami mencetak pejuang tangguh otomotif masa depan!”
Menjelang puncak, Tekiro tak tinggal diam. Ia menjelma menjadi guru keliling dari langit, menyusuri kota besar hingga pelosok, menaburkan semangat dan ilmu ke setiap ruang kelas SMK otomotif.
Setelah penyisihan daring yang mengguncang bulan Maret, hanya 30 sekolah terbaik yang berhasil lolos ke medan semifinal. Mereka datang bak kontingen dari lima kerajaan besar: Jawa Tengah, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DIY, dan Banten. Di babak ini, bukan hanya soal dan alat yang diuji, tapi juga mental baja dan kecerdikan setajam laser.

Puncaknya? Sebuah epos final yang mengguncang jiwa. Mesin-mesin bagai naga tertidur, menunggu disentuh tangan-tangan magis para peserta. Mereka ditantang menghidupkan yang mati, menyusun kembali yang tercerai-berai. Penilaian mencakup segalanya, kecepatan cahaya berpikir, presisi surgawi, hingga hasil akhir bak karya seni.
Stephanus Santoso dari PT Altama Surya Anugerah berharap ajang ini menjadi lebih dari sekadar kenangan. “Kami ingin ini menjadi tonggak sejarah, mata air masa depan, dan nyala api yang tak padam di hati para siswa SMK.”
Didukung oleh titan-titan industri otomotif seperti Eneos Oil, Planet Ban, B-Quik, Bendix, dan Otoproject, Tekiro Mechanic Competition terus menjelma—bukan hanya sebagai ajang keterampilan, tapi legenda yang menuntun generasi muda ke takdir penuh cahaya. (RXC/ALN)