Atasi Soal Pengangguran, ini yang Dilakukan MTZ Kepada Masyarakat
portalkawasan.com, JAKARTA – Krisis ekonomi yang terjadi pasca pandemi, membuat sejumlah perusahaan gulung tikar, hal ini tentunya berdampak pada pengurangan jumlah karyawan dan otomatis pengangguran semakin bertambah. Mencermati hal tersebut, Drs. H.M Taufik Zoelkifli M.M selaku anggota Komisi B bersiasat untuk gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat terlebih soal fenomena ini.
Berdasarkan hasil survei yang dirangkum oleh M. Taufik Zoelkifli sepanjang ‘blusukan’ selama masa kampanye, memang keluhan di masyarakat itu lebih menjurus pada lapangan pekerjaan.
“Hal inilah yang jadi prioritas saya untuk meminimalisir adanya keluhan tersebut. Kalau lapangan pekerjaannya sudah ada, barulah kita wacanakan soal pendidikan bahkan kesehatan bisa diwujudkan kembali. Nah, untuk lapangan pekerjaan itu saya defunisikan menjadi 2, yang pertama formal atau bekerja di perusahaan dan yang kedua informal menjadi wirausaha,” ungkap MTZ, sapaan akrabnya ketika ditemui Portal Kawasan, di Jakarta.
Selaku anggota dewan sejak tahun 2019, MTZ meng-agendakan untuk berkunjung ke berbagai wilayah dalam masa reses atau serap aspirasi. Ada16 titik yang kemudian dilakukan sosialisasi, dalam 1 bulannya 4 kali.
“Ya memang tidak semua anggota dewan melaksanakan hal tersebut. Saya menggunakan instrument tersebut untuk terusmenggali apa yang terjadi di masyarakat. Daerah-daerah yang saya kunjungi itulah yang kemudian saya pelihara, terdapat 20 Kelurahan di wilayah Cakung, Pulo Gadung dan Matraman,” Paparnya lagi.
Kemudian, ketika masa kampanye dimulai, dia bersama dengan 9 calon legislatif lainnya di PKS untuk berbagi segmen. Untuk wikayah yang belum di sentuh, mereka bisa datang kesana atau mungkin wilayah yang sudah pernah di sentuh juga dipersilakan kalau mau datang, mungkin ada yang ingin memilih caleg baru.

“Namun biasanya kalau caleg baru agak susah karena kan baru kenal. Jadi biasanya, wilayah yang sudah saya masuki, mereka tidak masuk lagi. Kecuali masuk di segmen lain, misalnya saya masuk ke pemuda, sementara ada yang masuk ke ibu-ibu majelis taklim ya silahkan,” kata dia.
Nah, kembali ke persoalan tadi, masalah yang terangkum oleh MTZ umumnya di Jakarta itu lebih ke lapangan pekerjaan, apalagi sejak Covid-19, banyak perusahaan yang collapse.
“Baru-baru ini beberapa dinas di DKI Jakarta, sudah menggelar berbagai pelatihan seperti memasak, fashion sampai pelatihan fotografi. Namun kemudian saya lihat seragam. Ini tidak bisa begitu, mestinya ada perbedaan pelatihan di tiap wilayah di DKI, karenaasong-masing wilayah punya ciri khas,” paparnya lagi.
Di Jakarta Utara misalnya, pemerintah menggelar pelatihan las bawah laut, nah itu akan terlihat beda. “Jadi saya minta kepada Dinas Tenaga Kerja dan UMKM agar dibuatkan link and mates, jadi kesesuaian antara pelatihan yang diberikan dengan kebutuhan masyarakat tenaga kerja sekitar,” katanya.
MTZ berharap, pemerintah DKI selaku pemegang regulasi itu juga harus bisa membuat semacam peraturan daerah atau peraturan gubernur, paling tidak dari BUMD untuk mengutamakan tenaga kerja di daerahnya. (SPR/AGS/ALN)