BAZNAS RI Siap Fasilitasi Perawatan Warga Palestina yang Dievakuasi ke Indonesia
JAKARTA – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif Presiden RI Prabowo Subianto yang berencana mengevakuasi sementara sebagian warga Gaza, Palestina, ke Indonesia. Mereka yang akan dievakuasi antara lain adalah korban luka, anak yatim, dan pasien penyakit serius akibat agresi yang masih berlangsung di wilayah tersebut.
“BAZNAS mendukung sepenuhnya niat baik Presiden Prabowo untuk membantu evakuasi sementara saudara-saudara kita di Gaza. Tim BAZNAS di lapangan melaporkan banyak korban membutuhkan pertolongan segera. Jika tidak ditangani, nyawa mereka bisa melayang karena minimnya perawatan medis dan obat-obatan,” tegas Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA, dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu(19/4/2025).
Kiai Noor menegaskan bahwa langkah evakuasi ini berbeda dari relokasi permanen. Ia menekankan bahwa proses ini bersifat sementara dan para korban akan dikembalikan ke Gaza setelah kondisi mereka membaik dan situasi memungkinkan.
“Evakuasi ini tidak sama dengan relokasi. Ini tindakan kemanusiaan untuk menyelamatkan nyawa. Setelah sembuh, mereka akan kembali ke tanah kelahirannya. Jumlah yang akan dievakuasi sekitar 1.000 hingga 2.000 orang, sedangkan total penduduk Gaza mencapai lebih dari 2,2 juta jiwa,” jelasnya.
BAZNAS, lanjut Kiai Noor, siap berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam memfasilitasi perawatan medis dan pendidikan bagi anak-anak yang terdampak. Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini banyak pengungsi Palestina yang mendapatkan perawatan di Mesir dan Yordania, namun kapasitas rumah sakit di kedua negara tersebut sangat terbatas.
“Kami menyaksikan sendiri kondisi mereka di Mesir dan Yordania. Banyak korban yang harus dirawat, tetapi keterbatasan fasilitas membuat mereka tidak tertangani dengan optimal. Karena itu, evakuasi resmi ke Indonesia adalah langkah strategis yang harus segera direalisasikan,” tambahnya.
Kiai Noor juga menekankan pentingnya jalur diplomatik resmi dalam proses evakuasi dan pengembalian para pengungsi ke Gaza, demi perlindungan hukum dan jaminan keselamatan mereka. Ia mendorong koordinasi erat dengan Kementerian Luar Negeri untuk memastikan kelancaran proses ini.
“Di Mesir, banyak rumah sakit menerima pasien dari Gaza tanpa prosedur resmi. Jika evakuasi dilakukan secara formal, pemulangan mereka nanti juga bisa lebih teratur dan aman,” ujarnya.
BAZNAS RI, menurut Kiai Noor, telah berpengalaman dalam aksi-aksi kemanusiaan untuk Palestina. Mereka telah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga internasional seperti King Hussein Cancer Center (KHCC) di Yordania, Egyptian Red Crescent (ERC), Sunaul Hayah, Bayt Zakat, UNRWA, hingga Jordan Hashemite Charity Organization (JHCO).
“Bantuan dari BAZNAS tidak hanya menjangkau Gaza, tapi juga para pengungsi Palestina yang dirawat di luar wilayah tersebut. Kami bahkan telah menyalurkan bantuan melalui Grand Syeikh Al-Azhar untuk korban yang tengah dirawat di Mesir,” katanya.
Pemerintah Indonesia sendiri disebut telah menyiapkan fasilitas lengkap, mulai dari apartemen hingga perawatan medis, untuk menyambut para pengungsi yang akan dievakuasi.
“Kalau diminta, BAZNAS siap bergerak. Kami punya jaringan, pengalaman, dan kesiapan logistik untuk berkontribusi dalam misi kemanusiaan ini,” tegas Kiai Noor. (AGS/ALN)