Cahaya yang Tak Terbagi: Hikmah dari Surat Al-Ikhlas
Portal Kawasan, JAKARTA – Di sebuah negeri yang diliputi kegelapan, manusia mencari lentera yang dapat menerangi jalan mereka. Ada yang berlari menuju cahaya semu, ada yang menggenggam bayangan, dan ada pula yang mencoba menciptakan terang dari kepingan kaca.
Namun, di antara semua pencarian itu, hanya mereka yang memahami makna sejati dari cahaya yang dapat menemukan jalan pulang.
Di tengah kegelisahan itu, sebuah suara menggema bak angin yang membawa kesejukan: “Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa.” Seperti matahari yang tak terbelah, Dzat yang mereka cari bukanlah bagian dari sesuatu, bukan pula sesuatu yang dapat dibagi. Ia adalah satu, utuh, tanpa sekutu.
Di antara para pencari, ada yang bertanya, “Siapakah yang melahirkan cahaya ini?” Namun, dari langit terdengar jawaban, “Allah tempat bergantung segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”
Seperti samudra yang tidak bermula dan tidak berujung, Dia tak berasal dari siapa pun, tak bergantung pada apa pun. Segala sesuatu menggantungkan harap kepada-Nya, sebagaimana malam menanti fajar.
Namun, masih ada yang mencoba menggambar wajah Tuhan dalam bentuk-bentuk yang mereka kenal. Mereka mencipta bayangan dari imajinasi, mencoba membingkai keagungan dalam batas akal.
Maka terdengarlah suara terakhir, “Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” Seperti langit yang tak tersentuh, seperti cahaya yang tak bisa dicengkeram, Dia berada di luar segala perbandingan.
Maka mereka yang memahami Surat Al-Ikhlas bagaikan orang yang telah menemukan cahaya sejati. Bukan cahaya yang bisa redup, bukan cahaya yang bisa pecah, tetapi cahaya yang abadi, yang selalu ada bagi siapa pun yang mencari kebenaran.
Di negeri yang tadinya gelap, kini jiwa-jiwa yang tercerahkan berjalan dengan yakin. Sebab mereka telah memahami bahwa Sang Cahaya sejati tidak perlu dicari dalam bentuk, tidak bisa dipecah oleh logika, dan tidak dapat disamakan dengan apa pun. Ia adalah satu, abadi, dan menjadi sandaran bagi semua.
Mereka yang mengerti, tak lagi tersesat. Sebab mereka telah menemukan cahaya yang tak terbagi: Allah, Yang Maha Esa. (AGS/ALN)