Forkabi: Penjaga Setia Langkah Bang Anung Hingga Akhir
Portal Kawasan, JAKARTA – Malam itu, DPP Forkabi di Cipete, Jakarta Selatan, tak hanya berdiri sebagai bangunan megah, tetapi juga sebagai saksi bisu kebersamaan ribuan anak Betawi yang berkumpul.
Seolah memahami makna pertemuan, halaman dan kantor Forkabi rela sesak, merangkul lebih dari 1.000 kader yang datang untuk berbuka puasa bersama Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.
Jalanan di depan gedung pun ikut bicara, menyaksikan arus manusia yang meluber hingga dirinya harus ditutup sementara. Angin malam berhembus lembut, seakan ikut membawa harapan besar bagi budaya Betawi yang semakin kokoh di ibu kota.

Bang Anung dan Mimpi Besar Betawi
Di hadapan ribuan pasang mata yang penuh harap, Bang Anung berdiri tegak. Suaranya mengalir mantap, membawa janji yang tak hanya sekadar kata, tapi juga tekad yang siap diwujudkan.
“Betawi bukan hanya sejarah, tapi masa depan Jakarta,” ucapnya.
Masjid Tangkuban Perahu masih mengingat gaung suaranya beberapa hari lalu, saat ia mengusulkan bir pletok menggantikan teh dan kopi sebagai minuman resmi di Balai Kota.
Kini, patung M.H. Thamrin yang berdiri di Museum M.H. Thamrin pun seperti menunggu kabar baik. Bang Anung ingin membuatnya lebih gagah, lebih tinggi, lebih mencerminkan semangat Betawi yang tak pernah surut.

“Tempatnya tetap di sana, tapi akan dirancang ulang supaya lebih besar dan lebih gagah,” katanya.
Patung Thamrin pun seolah tersenyum mendengar kabar itu, siap menyambut perubahan yang akan mengangkatnya lebih tinggi dari sebelumnya.
Jakarta Bergerak, Forkabi Mengawal
Tak hanya budaya, jalanan ibu kota juga bersiap menyambut perubahan. Bus-bus TransJabodetabek mulai berbisik tentang rute baru yang akan segera mereka tempuh, menghubungkan Jakarta dengan daerah penyangga, termasuk Cianjur.

Di sisi lain, Forkabi tak hanya sekadar berdiri. Ia bagaikan perisai yang selalu siap mengawal Gubernur hingga akhir masa jabatannya.
“Kami bukan hanya mendukung, tapi juga menjaga. Jika ada yang bandel, Forkabi akan menghadapi mereka paling depan!” seru H. Abdul Ghoni, disambut gemuruh semangat para kader.
Langit Jakarta malam itu menjadi saksi bahwa Forkabi dan Betawi tak hanya bagian dari sejarah, tapi juga masa depan kota ini. Di bawah naungan cahaya bulan Ramadan, janji dan tekad itu tertanam kuat, siap mengakar dalam perjalanan Jakarta ke depan. (AGS/ALN)