Gang Kelor: Lorong Kenangan di Antara Bayang-Bayang Kota
Portal Kawasan, JAKARTA – Di tengah hiruk-pikuk Matraman, tersembunyi sebuah lorong sempit bernama Gang Kelor, seperti seutas benang yang menjahit masa lalu dengan masa kini.
Lorong itu, meski kecil dan tersembunyi, menyimpan cerita yang bergema di antara dinding-dindingnya, mengingatkan kita pada zaman ketika bioskop Centrale ( Jaya) berdiri megah di sisinya, ditemani warung bakmi Cina, warung kopi, dan toko roti yang menggoda selera.
Pada akhir 1970-an, Gang Kelor menjadi gerbang menuju dunia malam Gunung Antang, sebuah lokalisasi yang berdiri di samping rel kereta Stasiun Matraman.
Pelanggan yang ingin menikmati hiburan malam harus memarkir kendaraan mereka agak jauh, lalu berjalan kaki melewati gang ini, seolah melintasi batas antara dua dunia.
Namun, waktu terus berjalan, dan bayang-bayang masa lalu perlahan memudar. Bioskop Centrale telah lama tutup, digantikan oleh deretan ruko dan bangunan modern.

Warung-warung yang dulu ramai kini tinggal kenangan, tergantikan oleh kafe-kafe dan toko-toko baru.
Meski begitu, aroma nostalgia masih tercium di udara Gang Kelor, mengingatkan kita pada masa ketika lorong ini menjadi saksi bisu kehidupan kota yang terus berubah.
Kini, Gang Kelor berdiri sebagai penghubung antara masa lalu dan masa kini, sebuah lorong yang mengajak kita merenung tentang perjalanan waktu dan perubahan yang tak terelakkan.
Di antara bayang-bayang gedung tinggi dan hiruk-pikuk kota, Gang Kelor tetap setia menyimpan cerita, menunggu untuk diceritakan kembali kepada mereka yang ingin mendengarkan. (RZK/ALN)