Hujan Rahmat di Padang Gersang: Sebuah Tafsir Metaforis Surat Al-Kautsar
Portal Kawasan, JAKARTA – Di tengah padang gersang kehidupan, ketika matahari panas membakar harapan dan dahaga iman mengering di tenggorokan manusia, tiba-tiba langit merekah.
Dari celah-celah awan, turunlah hujan berkah yang melimpah, membasahi tanah tandus dan menghidupkan kembali akar-akar yang hampir mati.
Hujan itu adalah Al-Kautsar, sungai jernih yang dijanjikan Tuhan kepada sang pembawa cahaya, Muhammad. Ia bukan sekadar aliran air di surga, tetapi juga lambang kasih sayang tak terbatas yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang tulus.
Seperti hujan yang memberi hidup bagi bumi, Al-Kautsar adalah anugerah yang melahirkan keberlimpahan bagi hati yang bersujud.
Namun, di sisi lain padang ini, ada mereka yang menolak hujan itu. Mereka menertawakan awan yang menggumpal, mengira itu hanyalah bayangan fatamorgana.
Tetapi takdir telah mencatat—mereka yang menutup hati akan tersapu oleh badai kehampaan, meninggalkan mereka dalam kegersangan yang tak bertepi.
Maka, kepada mereka yang mendapati hujan ini, Tuhan berpesan: “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” Sebuah panggilan untuk bersyukur, untuk mengakui bahwa setiap tetes berkah yang jatuh bukanlah milik kita, melainkan pemberian dari Yang Maha Kuasa.
Dan sungguh, bagi mereka yang mendustakan dan mengolok-olok risalah ini, mereka akan pudar seperti jejak di pasir yang tersapu angin.
Sedangkan Al-Kautsar akan terus mengalir, menyejukkan jiwa-jiwa yang merindukan perjumpaan dengan-Nya. (STI/ALN)