Ironi di Balik UMKM Go Digital: Omzet Melonjak, Ekspor Masih Jalan di Tempat
Portal Kawasan, JAKARTA – Pemerintah terus menggencarkan digitalisasi UMKM melalui Program Digital Talent Scholarship (DTS), dengan harapan usaha kecil di Indonesia bisa bersaing di pasar global.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, bahkan mengklaim program ini berhasil meningkatkan omzet ribuan UMKM hingga miliaran rupiah.
“Bayangkan, ada startup yang menaungi 300 ribu UMKM, dan omzet mereka bisa meroket dari Rp50 juta menjadi Rp5 miliar hanya dalam dua tahun,” ujar Nezar Patria, melalui siaran persnya, Sabtu (1/3).
Sayangnya, di tengah euforia digitalisasi dan pertumbuhan omzet yang fantastis, ada satu ironi yang tak bisa diabaikan: ekspor UMKM Indonesia di tingkat ASEAN masih terpuruk.

“Kita punya 64 juta UMKM, digitalisasi berkembang pesat, tapi ekspor kita tetap jauh tertinggal dibanding negara tetangga. Ayo, kita dorong lebih besar lagi,” ajak Nezar.
Tentu saja, ajakan ini terdengar menggugah. Tapi jika digitalisasi benar-benar sudah membawa UMKM ke level miliaran rupiah, mengapa ekspor masih tertinggal? Apakah persoalannya ada pada pelatihan, kebijakan, atau justru sekadar angka-angka optimistis yang terdengar hebat di atas kertas?
Sementara pemerintah terus menghubungkan UMKM dengan ekosistem startup, pertanyaannya tetap sama: kapan ekosistem ini benar-benar mampu membuat UMKM Indonesia bersinar di panggung global, bukan hanya di presentasi dan talkshow? (AGS/ALN)