Kemarau Basah, Warga Waspada! BPBD Tak Mau Ada Korban Terlambat Bertindak
Portal Kawasan, JAKARTA – Jakarta tengah menari di atas ranjau waktu. Ancaman bencana tak lagi sekadar cerita di layar kaca banjir, gempa, abrasi, bahkan likuefaksi kini menunggu celah untuk menerkam.
Beruntung, barisan perlawanan sudah dibentuk. BPBD DKI Jakarta, menggelar program edukasi kebencanaan yang digadang sebagai revolusi pengetahuan publik paling strategis di abad ini.
“Kami sedang menyiapkan warga sebagai aktor utama. Ketika bencana datang, mereka sudah tahu bukan hanya cara bertahan, tapi juga cara menyelamatkan yang lain,” kata Basuki, dengan nada mantap.
Program ini tak hanya menyentuh warga melalui seminar kaku, melainkan lewat media interaktif, ruang literasi, simulasi evakuasi, hingga jejaring komunitas. Warga diajak menjadi cerdas sebelum bencana, bukan panik saat musibah tiba.

112: Satu Nomor, Sejuta Nyawa – Jakarta Siaga 24 Jam Nonstop!
Dan ingat, saat gawat darurat melanda, masyarakat tak perlu panik mencari sinyal atau pulsa.
Cukup tekan 112, layanan telepon darurat 24 jam yang bisa diakses bahkan dari HP tanpa kartu SIM.
“Cuma satu tombol. Tapi bisa menyelamatkan ratusan nyawa,” ucap Basuki dengan nada lirih namun menggugah.

Basuki Rahmat Serukan Darurat Edukasi: Lawan Bencana Dimulai dari Warga!
Di tengah anomali cuaca dan perubahan suhu laut akibat Madden-Julian Oscillation, Jakarta tak punya waktu untuk terlena. Masyarakat diimbau menyikapi peringatan dini bukan sekadar info, tapi sebagai tanda untuk bergerak cepat.
“Jangan tunggu air selutut baru pindah! Peringatan dini itu bukan saran, itu alarm bahaya!” tandasnya.
Dengan program ini, BPBD berharap dapat menekan angka korban dan kerugian. Karena sejatinya, bencana adalah urusan bersama. Dan Jakarta, tak boleh tumbang hanya karena warganya tak tahu harus berbuat apa. (AGS/ALN)