Ketika Mimpi Tak Pernah Pensiun
Portal Kawasan, JAKARTA – Di setiap dada manusia, selalu ada ruang kecil bernama harapan. Ia tak mengenal usia, tak peduli status. Entah kau masih hijau dalam langkah, atau telah menapaki usia senja dengan rambut yang mulai memutih—mimpi tetap berhak tumbuh dan bersemi.
Kadang, mimpi lahir bukan dari tawa bahagia, melainkan dari lorong-lorong sunyi. Dari luka yang tak disuarakan, dari perlakuan yang menyayat diam-diam, atau dari kenyataan hidup yang tak selalu ramah. Namun dari situlah, bara kecil harapan justru menyala paling terang.
Tak semua orang ingin mendaki puncak kemasyhuran. Ada yang hanya ingin hidup dengan layak, menjadi manusia sepenuhnya—dihargai, didengar, dan diberi tempat untuk bernapas lega.
Usia tak membatasi arah angin. Meski langkah tertatih, meski perjuangan seperti mendaki bukit tanpa ujung, jiwa yang berserah namun tak menyerah akan selalu dituntun oleh tangan yang tak terlihat.
Kadang, jalan menuju impian harus memutar jauh. Mungkin lewat negeri asing, mungkin lewat kesendirian yang panjang.
Tapi percayalah, Tuhan tak pernah tinggal diam atas upaya yang tulus. Bahkan ketika tak ada yang melihat, Dia sedang menyiapkan sesuatu yang lebih dari sekadar pencapaian.
Sebab gagal bukan akhir dari segalanya. Terkadang, itu hanyalah jeda—waktu ketika langit sedang menenun ulang takdir yang lebih indah dari yang pernah kita bayangkan.
Untuk mereka yang terus melangkah, meski pernah patah, untuk jiwa-jiwa yang tak lelah berharap meski pernah terbakar getir dunia— percaya saja: mimpi tak pernah pensiun, selama hati masih punya nyali untuk bermimpi. (REY/ALN)