Ketua Dewan Pers Tutup Seminar Nasional PJS, Ingatkan Ancaman “Langit Informasi yang Gelap”
Portal Kawasan, Palu – Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, menutup secara resmi Seminar Nasional Pro Jurnalismedia Siber (PJS) yang berlangsung di Kota Palu. Dalam pidato penutupnya yang disampaikan secara virtual, Komaruddin menyoroti tantangan besar yang tengah dihadapi pers siber di tengah gempuran era digital.
Seminar bertema “Memperkuat Konsolidasi Pers Siber untuk Demokrasi dan Pembangunan Daerah Menuju PJS sebagai Konstituen Dewan Pers” itu menjadi ajang refleksi sekaligus peringatan tentang masa depan ekosistem media di Indonesia.
“Pers itu merdeka, tapi harus tahu batas,” tegas Komaruddin. Ia menyampaikan bahwa di tengah derasnya arus informasi digital, jurnalis dituntut tidak hanya cepat, tetapi juga cerdas memahami akar dan dampak dari peristiwa yang diliput.
Menurutnya, media sosial memang telah membuka ruang demokratisasi, tetapi juga menciptakan jebakan informasi yang tidak tervalidasi. “Ketika media arus utama kehilangan audiens dan medsos dipenuhi hoaks, maka posisi pers sebagai pilar demokrasi sedang terancam,” ujarnya.
Komaruddin yang baru dua bulan menjabat sebagai Ketua Dewan Pers ini menekankan bahwa tantangan utama pers saat ini bukan hanya soal kecepatan, tetapi soal integritas dan kepercayaan publik.
“Kalau kepercayaan publik terhadap pers hilang dan ruang informasi dikuasai oleh konten medsos yang tidak terkendali, maka langit informasi negeri ini bisa menjadi gelap,” katanya dengan nada memperingatkan.

Ia juga mengungkapkan adanya langkah konkret Dewan Pers dalam memperkuat kemerdekaan pers, di antaranya kerja sama dengan Kejaksaan Agung melalui nota kesepahaman (MoU). “Jaksa Agung menyatakan bahwa pers adalah sahabat negara. Karena negara punya keterbatasan dalam memantau situasi, maka peran pers sebagai pengawas sangat vital,” jelasnya.
Komaruddin mengajak seluruh insan pers, termasuk pengelola media siber, untuk terus memperkuat profesionalisme, integritas, dan independensi dalam menjalankan fungsi jurnalistik.
Ia mengakui bahwa tidak semua media yang belum terverifikasi otomatis buruk, namun peningkatan kualitas dan kredibilitas tetap menjadi keharusan. “Pers di Indonesia sejak awal berdiri di atas semangat perjuangan, independensi, dan kewirausahaan. Ini yang harus kita jaga bersama,” ujarnya.
Mengakhiri sambutannya, Komaruddin menyampaikan apresiasi kepada PJS yang telah menggagas seminar nasional ini sebagai kontribusi nyata bagi masa depan pers siber Indonesia.
“Dengan mengucap Alhamdulillah, saya tutup secara resmi seminar nasional PJS ini. Mari kita jaga rumah besar bernama Indonesia dari perpecahan informasi,” pungkasnya. (ALN)