Ketukan Dahsyat di Pintu Kehidupan: Suara dari Al-Qari’ah
Portal Kawasan, JAKARTA – Ia datang tanpa aba-aba, mengetuk pintu kehidupan dengan suara menggelegar. Namanya Al-Qari’ah, sang Pemukul Keras, yang mengguncang langit dan bumi tanpa ampun.
Seperti genderang perang yang ditabuh dengan kemarahan, ia memanggil manusia dari tidur panjang mereka, membangunkan yang lalai, dan menggiring mereka menuju hari penghakiman.
Gunung-gunung yang dulu berdiri gagah kini tak lebih dari kapas yang beterbangan. Ia mencengkeram puncak-puncaknya, meremukkan setiap bongkah batu, lalu menebarkannya ke angkasa seperti abu yang ditiup angin.
Lautan yang luas berteriak, gelombangnya melonjak, seolah takut pada kedahsyatan yang melanda. Langit, yang selama ini diam dan kokoh, tiba-tiba retak, terbelah seperti kain tua yang tak mampu lagi menahan beban waktunya.
Di antara hiruk-pikuk itu, manusia berhamburan seperti laron yang berputar-putar dalam kebingungan. Mereka kecil, lemah, tak lebih dari sebutir debu di tengah badai yang tak mengenal belas kasihan. Al-Qari’ah menatap mereka, menimbang-nimbang setiap jiwa.
Amal mereka diukur dengan timbangan yang tak pernah miring. Bagi mereka yang berat timbangan kebaikannya, ia tersenyum dan membukakan pintu menuju kehidupan yang penuh ketenangan.
Namun, bagi mereka yang ringan timbangannya, ia berbisik pelan—sebuah bisikan yang lebih mengerikan dari raungan guntur—lalu mengantarkan mereka ke api yang tak mengenal padam.
Hari itu bukan sekadar hari. Ia adalah saksi, hakim, sekaligus algojo. Al-Qari’ah tak menawar, tak berkompromi, dan tak mengenal kata maaf bagi yang telah menyia-nyiakan waktu. Ia hanya datang, mengetuk dengan keras, lalu membawa keputusan yang tak bisa ditolak.
Maka, sebelum suara dahsyat itu menggema, sebelum pintu takdir terkunci selamanya, tidakkah lebih baik bagi manusia untuk bersiap? Sebab ketika Al-Qari’ah berbicara, tak ada lagi yang bisa menghindar. (STI/ALN)