Kiamat Kecil di Pasirringkik! Drainase Meledak, Lumpur Menggila, Warga Panik!
SUMEDANG – Suasana mencekam melanda Dusun Bakom, Desa Linggajaya, Kecamatan Cisitu. Air dan lumpur membabi buta tumpah ke jalan, mengubah jalur vital Situraja–Darmaraja menjadi lautan tanah merah yang menakutkan.
Dalam sekejap, kehidupan 23 Kepala Keluarga porak poranda, saat banjir hebat menerjang rumah-rumah mereka Kamis malam (3/4) sekitar pukul 18.30 WIB.
Hujan deras tak henti-henti mengguyur, lalu tanggul penahan tanah dari proyek Jalan Lingkar Utara Jatigede jebol seketika — seperti tak sanggup lagi menahan amarah alam. Lumpur dan air mengalir deras seperti tsunami mini yang melahap apa pun di hadapannya.
“Ini bukan sekadar normalisasi drainase — ini adalah perang melawan bencana!” tegas Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, yang turun langsung ke medan bencana seperti seorang jenderal di garis depan.
Pemerintah Kabupaten Sumedang, bahu-membahu dengan Dinas Bina Marga Pemprov Jabar, tengah menggelar operasi besar-besaran: memperdalam dan memperlebar drainase sepanjang 800 meter, membongkar bangunan penghambat air, hingga memulihkan jalan provinsi sejauh 2,4 km.
Namun bukan hanya alat berat yang digerakkan — hati pun ikut tersentuh. Bupati Dony menyerahkan bantuan tunai langsung ke tangan warga terdampak. “Ini bukan hanya soal infrastruktur, ini tentang jiwa dan rasa kemanusiaan. Kami hadir, kami peduli!” ucapnya penuh semangat.
Sementara itu, tim BPBD bergerak cepat seperti pasukan penyelamat. Selimut, matras, dan kebutuhan pokok digelontorkan. Lumpur disikat. Ancaman susulan menjadi momok menakutkan, tapi BPBD tak gentar.
“Jangan remehkan hujan. Di balik gemericiknya, bisa tersembunyi petaka!” ujar Plt Kalak BPBD, Atang Sutarno, memperingatkan warga agar selalu siap siaga. Di daerah rawan seperti Pasirringkik, hujan bisa jadi pemicu mimpi buruk kapan saja.
Sumedang kini tidak hanya tengah memperbaiki saluran air — tetapi juga membangun kembali harapan, mengukuhkan solidaritas, dan menantang takdir alam yang tengah mengamuk. (RXC/ALN)