KIPAN 2025 Bangkitkan Kesadaran Baru: Pemuda Bukan Sekadar Garda Depan, tapi Agen Perubahan
Portal Kawasan, JAKARTA – Pelatihan Kader Inti Pemuda Anti Narkoba (KIPAN) 2025, yang digelar sejak 19-21 Juni, bukan hanya sekadar pelatihan, tapi telah menjelma menjadi ruang refleksi, pembelajaran, dan titik balik peran pemuda dalam perjuangan melawan penyalahgunaan narkoba.
Kegiatan ini mendapat respon positif, kritis, dan penuh harapan dari berbagai peserta yang hadir dari seluruh wilayah DKI Jakarta.
Ibnu Zanuar, perwakilan Karang Taruna Kelurahan Kebon Manggis, menyampaikan rasa terima kasih dan optimisme mendalam terhadap pelatihan ini.

“Kami sangat berterima kasih kepada seluruh panitia KIPAN. Kegiatan ini menjadi ladang ibadah dan ajang silaturahmi antar wilayah. Harapannya, semua yang kami pelajari bisa kami amalkan melalui kampanye di lingkungan kami masing-masing agar tidak ada lagi pemuda Indonesia yang menggunakan narkoba atau zat berbahaya lainnya. Pelatihan KIPAN 2025, keren abis!” ungkapnya penuh semangat.
Namun, nada yang lebih kritis disampaikan oleh Prayoga Rudiyanto, peserta asal Duren Sawit. Ia menyebut KIPAN sebagai pengalaman berharga, namun juga mengingatkan bahwa perjuangan melawan narkoba harus disertai kesadaran struktural yang lebih dalam.

“Saya senang karena akhirnya ada ruang serius bagi pemuda untuk terlibat dalam isu penting ini. Tapi pelatihan ini juga menyadarkan saya bahwa persoalan narkoba jauh lebih rumit dari yang terlihat. Kita diajak memerangi narkoba, tapi tidak diajak membahas siapa yang menciptakan dan memelihara perangnya,” jelas Prayoga.
Ia mempertanyakan ketimpangan dalam sistem hukum dan penegakan kebijakan yang kerap tumpul ke atas tapi tajam ke bawah.
“Mengapa bandar besar sering lolos, sementara pengguna miskin dihukum berat? Mengapa rehabilitasi hanya jargon, bukan kenyataan? Jika pemuda hanya dilatih sebagai penyuluh tanpa ruang berpikir kritis, maka kita hanya menjadi perpanjangan sistem yang belum tentu adil,” tambahnya. Ia berharap ke depan, kader pemuda juga dilibatkan dalam menggugat ketimpangan yang selama ini dibiarkan terjadi.

Sementara itu, M. Fi Akbar, peserta asal Kebon Manggis, menyoroti pentingnya pelantikan kader sebagai simbol komitmen kolektif pemuda.
“Pelantikan ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah simbol penguatan peran aktif generasi muda untuk menciptakan lingkungan yang sehat, aman, dan bebas narkoba. Para kader tidak hanya dilantik, tapi juga dibekali pemahaman, teknik advokasi, dan pendekatan persuasif yang sangat aplikatif di masyarakat,” ujarnya.
Pelatihan KIPAN 2025 telah membuka banyak pintu, mulai dari edukasi hingga refleksi kritis tentang realita di lapangan. Harapannya, pelatihan ini tidak berhenti sebagai agenda tahunan, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan, di mana pemuda tidak hanya menjadi pelaku, tetapi pengarah masa depan pemberantasan narkoba yang adil dan berkeadilan. (RXC/ALN)