KKP Tawarkan “Obligasi Ikan” demi Laut Sehat dan Perut Kenyang
Portal Kawasan, JAKARTA – Demi menjaga laut tetap biru dan nelayan tetap sejahtera, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kini tak hanya sibuk mengatur ikan, tapi juga keuangan.
Dengan dana pemerintah yang makin ketat, KKP menggandeng investor untuk ikut serta dalam konservasi laut dan ketahanan pangan melalui skema Impact Bond Perikanan Skala Kecil.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kusdiantoro, menegaskan pentingnya mencari uang dari sumber lain.
“Efisiensi anggaran membuat kami harus lebih kreatif. Intinya, kalau dana dari APBN kurang, ya cari cara lain!” ujarnya dengan semangat inovasi.
Tak cukup sampai di situ, KKP juga berencana menerbitkan coral reef bond alias “obligasi terumbu karang” bersama Bank Dunia. Mungkin ini pertama kalinya karang bisa masuk pasar modal.
Sementara itu, kerja sama debt swap for nature dengan Amerika Serikat diharapkan bisa mengubah utang jadi program konservasi—mirip barter, tapi dalam skala global.
Targetnya pun tak main-main: melindungi 30% wilayah laut Indonesia hingga 2045. Saat ini, kawasan konservasi sudah mencapai 29,9 juta hektar dan direncanakan terus meluas hingga 97,5 juta hektar. Kalau laut makin luas yang dilindungi, semoga nelayan tetap kebagian ruang untuk mencari nafkah.
Dengan langkah ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono ingin menyeimbangkan kepentingan ekologi dan ekonomi. Artinya, laut harus tetap kaya ikan, tapi jangan sampai kosong kantong.
Semoga konsep “ekonomi biru” ini tidak berakhir jadi “ekonomi abu-abu” bagi para nelayan kecil yang masih menunggu hasil dari segala inovasi ini. (AGS/ALN)