Kuda Renggong, Sang Penari Gagah yang Tak Pernah Lelah Menyapa Tanah Pasundan
SUMEDANG – Di tengah hamparan sawah yang hijau dan suara gamelan yang menggema dari kejauhan, seekor kuda berhias penuh warna melangkah dengan irama. Kepalanya menunduk anggun, lalu menegak gagah seperti seorang raja yang tengah memberi salam pada rakyatnya.
Ia bukan sekadar hewan tunggangan, melainkan legenda hidup yang dikenal sebagai Kuda Renggong – seni tradisi khas Sumedang yang terus menari menembus zaman.
”Aku bukan kuda biasa,” begitu seakan ia berbicara melalui gemulai gerakannya. “Aku lahir dari tanah ini, dari Sumedang, tempat di mana budaya dan kehormatan tumbuh bersama. Dahulu aku berjalan untuk raja, kini aku menari untuk rakyat.”
Baca Juga : Drama Kuda Renggong dan Divia TV Unpad Berakhir Damai
Tradisi Kuda Renggong berasal dari daerah Sumedang, Jawa Barat, dan telah dikenal sejak zaman dahulu kala sebagai bentuk penghormatan kepada para penguasa setempat. Kini, seiring dengan berjalannya waktu, ia berkembang menjadi pertunjukan yang memikat.

Dengan iringan musik tradisional, tarian, dan kostum yang megah, Kuda Renggong berubah menjadi pertunjukan seni yang memikat hati siapa pun yang menyaksikannya.
Saat ini, Kuda Renggong sering muncul dalam berbagai perayaan penting, mulai dari acara khitanan anak-anak hingga festival budaya berskala besar. Ia menjadi kebanggaan warga Sumedang, sebuah simbol yang menyatukan masa lalu dan masa kini dalam semangat kebersamaan.
Menurut warga setempat, keberadaan Kuda Renggong bukan hanya soal pertunjukan, tapi juga tentang jati diri. Abah Alung, seorang warga Karangpakuan RT04 RW02, Cipaku, Kecamatan Darmaraja, dengan mata berbinar berbagi pandangannya:

“Kuda Renggong teh lain ngan keur hiburan wungkul. Ieu mah geus jadi bagian tina budaya urang. Sakali ningali Kuda Renggong, aya rasa bangga jadi urang Sunda. Kuda éta siga nyaritakeun carita karuhun urang, jeung ngajarkeun kumaha urang kudu ngajaga warisan ieu.”
(“Kuda Renggong itu bukan hanya untuk hiburan saja. Ini sudah menjadi bagian dari budaya kita. Sekali melihatnya, ada rasa bangga menjadi orang Sunda. Kuda itu seperti menceritakan kisah para leluhur kita dan mengajarkan bagaimana kita harus menjaga warisan ini.”)
Baca Juga : Matraman: Jejak Kuda Perang di Jantung Kota
Makna yang dibawa oleh Kuda Renggong sangat dalam. Ia adalah simbol kekuasaan, kebesaran, kekuatan, dan kebanggaan kolektif masyarakat Jawa Barat. Tapi di balik semua itu, Kuda Renggong juga menjadi bahasa tanpa kata yang menghubungkan masyarakat dengan pemerintah, rakyat dengan budaya, dan generasi tua dengan anak-anak muda.

Hari ini, Kuda Renggong tetap berdiri tegak, dengan jalinan warna-warni kain dan hiasan emas yang melingkari tubuhnya. Ia menari bukan karena disuruh, tapi karena cinta pada tanah kelahirannya.
Dan dalam setiap langkah dan hentakan kakinya, ia terus berbisik: “Jangan lupakan aku. Karena lewat aku, kalian mengenal siapa diri kalian sebenarnya.” (SHR/ALN)