Ledakan Penonton Saat Libur Lebaran 2025, Menteri Ekraf Apresiasi Kebangkitan Perfilman Nasional
JAKARTA – Libur Lebaran 2025 menjadi momen emas bagi industri perfilman Indonesia. Sejumlah film nasional yang tayang serentak di bioskop sukses besar dan berhasil menarik jutaan penonton hanya dalam hitungan hari.
Lonjakan ini mencerminkan antusiasme luar biasa masyarakat terhadap film karya anak bangsa.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap pencapaian industri film tanah air.

Ia menilai, tren positif ini menjadi sinyal kuat kebangkitan sektor kreatif, khususnya subsektor film, animasi, dan video.
“Libur Lebaran kali ini menjadi titik balik penting bagi para sineas Indonesia. Film-film lokal tidak hanya menguasai layar bioskop, tetapi juga menyentuh hati penonton di seluruh penjuru negeri,” ujar Menteri Riefky.

Tiga film nasional berhasil menembus angka lebih dari satu juta penonton selama liburan:
- Pabrik Gula, garapan Awi Suryadi (MD Pictures)
- Qodrat 2, disutradarai Charles Gozali (Magma Entertainment & Rapi Films)
- Jumbo, film animasi karya Ryan Adriandhy (Visinema Pictures), hasil kolaborasi dengan 420 kreator lokal
Khusus Jumbo, film ini mencetak sejarah sebagai film animasi Indonesia terlaris sepanjang masa. Dalam waktu hanya tujuh hari, film ini berhasil meraih 1.005.252 penonton—mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Si Juki the Movie: Panitia Hari Akhir (2017) dengan 642.312 penonton.

Kesuksesan ini tidak lepas dari kolaborasi erat antara pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan melalui strategi promosi lintas kanal yang masif dan terukur.
“Kami terus mendukung pertumbuhan ekosistem perfilman nasional lewat fasilitasi, insentif, hingga promosi digital bersama seluruh mitra. Harapannya, semakin banyak sineas muda yang bangkit dan membawa cerita Indonesia ke pentas dunia,” lanjut Menparekraf.

Lebih lanjut, Riefky menegaskan komitmen Kemenparekraf untuk memastikan regulasi yang berpihak pada para pelaku industri kreatif, termasuk kemudahan distribusi film ke berbagai wilayah hingga pasar internasional.
Peningkatan signifikan jumlah penonton film selama Lebaran ini juga membawa dampak positif bagi sektor lain seperti kuliner, transportasi, dan pariwisata, menciptakan multiplier effect yang menggerakkan ekonomi kreatif secara menyeluruh. (*/ALN)