Lompatan Kecil ke Arah Bahagia
Portal Kawasan, JEPANG – Setiap jiwa menyimpan sepetak langit bernama harapan. Tak peduli berapa usia yang telah menempel di tubuh, tak penting apa status yang melekat di pundak—mimpi tetap berhak tumbuh, seperti bunga liar yang menolak mati meski musim berganti.
Kadang, mimpi lahir dari mata yang pernah melihat cahaya indah. Kadang, ia tumbuh dari luka, dari perlakuan yang mencederai, dari ketidakadilan yang diam-diam menyalakan api di dada.
Usia tak pernah jadi pagar bagi hasrat untuk berharap. Tak perlu bermimpi menjadi raja yang bertakhta di singgasana megah, atau sosok gemerlap yang dielu-elukan massa. Bagi saya, bisa hidup layak sebagai manusia yang dihargai saja sudah cukup mulia—seperti pohon yang berdiri tegak, meski hanya dipeluk cahaya pagi.
Jalan menuju mimpi memang kadang curam—menanjak, berkelok, bahkan sunyi. Ada kalanya kita harus menyeberang ke negeri yang tak kita kenal, menukar kenyamanan dengan ketidakpastian.
Tapi yakinlah, Tuhan tak pernah tidur. Ia menyiapkan skenario indah bagi siapa pun yang melangkah dengan sepenuh hati.

Karena perjuangan kita tak pernah benar-benar sendiri. Setiap tetes keringat, setiap jatuh bangun, selalu dicatat langit—dihitung, disayang, dan pada akhirnya dibalas dengan kejutan yang tak terduga.
Tumbang bukan tanda kalah. Barangkali, itu hanya jalan memutar menuju anugerah yang lebih megah. Hadiah dari Tuhan bagi jiwa yang sabar dan tak gentar.
Percayalah, mimpi bukan milik mereka yang bersenang-senang di atas pelangi, tapi milik mereka yang tak lelah meniti badai dengan dada terbuka.
Dan seperti lagu lama yang tetap membakar semangat: Jump!
Melompatlah, walau ragu. Karena di setiap lompatan, kita menyusut jarak antara diri kita hari ini dan mimpi yang terus memanggil dari seberang sana. (REY/ALN)