“Lubang Ditinggal, Kami yang Kena Semprot”: Sindiran Camat Matraman untuk Pemborong Utilitas
Portal Kawasan, JAKARTA – Camat Matraman, Bambang Pangestu, akhirnya buka suara soal warisan “lubang-lubang cinta” yang ditinggalkan para pemborong utilitas di wilayahnya.
Dalam sebuah sambutan pengukuhan dan pembekalan Ketua RT dan RW di Aula Kelurahan Kebon Manggis, pada Jumat (25/7) yang awalnya tampak biasa, Bambang meluncurkan sindiran tajam nan halus kepada para kontraktor proyek BUMN, BUMD, hingga swasta yang gemar meninggalkan jejak tanpa jejak tanggung jawab.
“Pembangunan jalan, penggalian utilitas, katanya semua untuk kepentingan masyarakat. Tapi setelah itu? Jalan bolong ditinggal, trotoar rusak ditinggal. Masyarakat jatuh, kami yang disalahkan,” kata Bambang, sambil menahan senyum pahit.

Menurutnya, banyak proyek penggalian untuk kabel, pipa, atau sambungan jaringan yang dilakukan tanpa ada kewajiban merapikan kembali.
Jalan-jalan di Matraman Raya, yang semula mulus, kini banyak berubah jadi lintasan rintangan.

Trotoar berubah fungsi jadi perangkap kaki, dan aspal berubah tekstur jadi serpihan mozaik ala tambal-sulam.
“Kami ini hanya penonton yang dimintai tanggung jawab atas panggung yang bukan kami bangun. Kalau ada warga yang jatuh, camat yang ditegur. Kalau jalannya rusak, kami yang diminta perbaiki. Tapi yang gali, yang hancurkan, sudah entah ke mana,” tambahnya getir.

Bambang menyebut bahwa tidak sedikit kasus kecelakaan ringan terjadi akibat pengerjaan utilitas yang tidak dirapikan. Terutama pada malam hari, ketika lubang atau gundukan bekas galian tak terlihat jelas.
Ironisnya, justru aparat wilayah seperti RT, RW, dan kelurahan yang akhirnya harus turun tangan menyelesaikan sisa proyek para pemborong.

Dengan nada yang nyaris menyerah, ia berharap ada regulasi yang lebih tegas kepada para pelaksana proyek, termasuk kewajiban untuk mengembalikan kondisi jalan dan lingkungan seperti semula.
Sebab, pembangunan semestinya bukan soal meninggalkan jejak, tapi soal meninggalkan manfaat. (AGS/ALN)