Luka Bumi dan Tangan-tangan Penyelamat: Operasi Kemanusiaan di Nay Pyi Taw
MYANMAR – Ketika bumi berguncang dan merobek permukaan tanah, jeritan kesakitan menggema di antara puing-puing.
Di tengah debu dan reruntuhan, tangan-tangan penyelamat datang seperti fajar yang membawa harapan baru.
Operasi pertolongan dan penyelamatan kini berlangsung tanpa jeda, berpacu dengan waktu untuk mengangkat nyawa dari bayang-bayang kehancuran.

Kemarin, langit Nay Pyi Taw menyaksikan burung-burung besi mendarat dengan muatan harapan. Dari Tiongkok dan Laos, bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan tiba sebagai penawar luka.
Sementara itu, dari tanah air Indonesia, para pejuang kemanusiaan—dokter, perawat, dan tim penyelamat—hadir dengan tangan terbuka, membawa kendaraan pengangkut, obat-obatan, serta perlengkapan pertolongan, pada Jumat (4/4).

Mereka bukan sekadar tim penyelamat, tetapi utusan kemanusiaan yang akan menyusuri reruntuhan, menyingkap kehidupan yang masih bertahan, dan merajut kembali asa yang hampir pupus.
Dengan langkah penuh kepedulian, mereka menyisir kota yang terluka, menghadirkan pengobatan dan rehabilitasi bagi mereka yang kehilangan.

Di Bandara Nay Pyi Taw Tatmadaw, Wakil Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Pemukiman Kembali, U Soe Kyi, bersama para pejabat Kementerian Luar Negeri, menyambut mereka dengan wajah yang memancarkan kelegaan.
Di mata mereka, terlihat harapan bahwa badai ini akan berlalu, dan dari puing-puing kesedihan, kehidupan akan kembali bertunas. (QWK/RXC/ALN)