Lumpur Sejati: Sebuah Kisah Got, Damkar, dan PPSU yang Tak Sampai
Portal Kawasan, JAKARTA – Pasca banjir bandang yang menghantam kawasan Slamet Riyadi IV, Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, para pahlawan berseragam oranye dan biru langsung bergerak. Tim unit damkar dan PPSU turun tangan, bahu-membahu membersihkan lumpur yang mengendap di got dan berserak di jalanan, pada Rabu (5/2) tadi.
RT09 dan RT10, RW04 menjadi saksi betapa sigapnya mereka menyemprot sisa-sisa amukan air yang telah berubah menjadi endapan cokelat pekat. Warga bersorak, anak-anak tersenyum, got-got kembali menganga dengan lega.

Namun, di balik keberhasilan itu, ada yang terlewat. Seperti sinyal ponsel di gang sempit, aksi heroik ini tiba-tiba terputus begitu memasuki perbatasan RT011 dan RT012.
Mereka hanya bisa melihat dari kejauhan, warga RT012 yang sedari tadi memandangi selang pemadam kebakaran yang tak kunjung menjangkau lingkungannya.

Lumpur di sana masih tebal, mungkin lebih tebal dari kepastian janji-janji yang dulu pernah mereka dengar saat kampanye.
“Kita sempat berharap, disini juga disemprot,” kata Andri, warga RT011, sembari menunjuk jalanan yang lebih mirip ladang sawah ketimbang aspal. “Tapi harapan itu seperti air banjir kemarin—surut tanpa jejak.”

Sementara itu, di RT011 dan RT012, warga mulai mempertimbangkan opsi lain: gotong royong, doa bersama, atau berharap datangnya hujan yang cukup deras untuk menyapu sisa lumpur—tapi tidak terlalu deras, agar tidak datang banjir bandang lagi.
Hingga berita ini diturunkan, lumpur masih setia menemani warga RT011 dan RT012. Mungkin ia hanya ingin memberi pesan: tak semua yang tertinggal itu dilupakan. (STI/ALN)