Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar: Ketika Langit Berbisik dan Malam Memeluk Cahaya
Portal Kawasan, JAKARTA – Malam itu, langit tak lagi diam. Ia berbisik kepada bumi, mengirimkan pesan suci yang akan mengubah perjalanan hidup manusia.
Angin yang berhembus di celah-celah bebatuan Gua Hira seakan berhenti, menahan napasnya menyaksikan peristiwa agung. Gunung-gunung ikut bergetar dalam diam, menyaksikan seorang manusia pilihan menerima titah dari langit.
Quran turun laksana tetesan embun yang meresap ke dalam jiwa. Kata demi kata yang turun dari singgasana keabadian membelai hati manusia dengan lembut, mengajaknya memahami makna kehidupan.
Setiap ayat yang turun adalah pelukan kasih sayang dari Sang Pencipta, yang tak ingin hamba-hamba-Nya tersesat dalam gelapnya kebodohan.
Lalu datanglah satu malam yang berbeda. Malam yang mendekap bumi dengan kehangatan, membisikkan ketenangan ke dalam hati yang gelisah. Itulah Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan.
Malam itu, para malaikat turun dari langit dengan langkah lembut, menyusuri setiap rumah, mengetuk pintu-pintu hati yang merindu. Udara berbisik lebih syahdu, bintang-bintang menari lebih terang, dan doa-doa melayang seperti burung-burung yang kembali ke sarangnya.
Di malam yang penuh rahmat itu, pintu langit terbuka lebar, menanti bisikan harapan dari hamba-hamba yang berlutut dalam doa. Cahaya tak terlihat turun ke bumi, menyelimuti mereka yang beribadah dengan kedamaian yang tak terlukiskan.
Quran telah turun sebagai teman setia bagi manusia, dan Lailatul Qadar hadir sebagai malam yang merangkul jiwa-jiwa yang mencari jalan pulang.
Barang siapa yang menyambutnya dengan hati yang lapang, ia akan mendengar bisikan langit dan merasakan pelukan cahaya yang akan menuntunnya menuju kebahagiaan abadi. (RZK/ALN)