Ramadhan, Simfoni Cahaya di Langit Kehidupan
Portal Kawasan, JAKARTA – Ketika malam pertama Ramadhan menjelang, langit seakan menghamparkan permadani cahaya, menyambut tamu agung yang telah dinanti. Bulan suci ini datang seperti embun di padang gersang, menyejukkan jiwa yang haus akan makna, membasuh hati yang letih oleh dunia.
Ramadhan adalah bahtera cahaya yang mengarungi lautan waktu, membawa setiap insan menuju dermaga ketakwaan. Siang hari menjadi medan ujian, di mana hawa nafsu bergemuruh seperti ombak, namun jiwa yang teguh menjelma nakhoda, mengarahkan hati menuju pantai kesabaran.
Saat senja tiba, adzan Maghrib berkumandang seperti simfoni kemenangan, menandakan bahwa pelayaran hari itu telah mengantarkan jiwa kepada ketenangan.
Di malam-malamnya, doa-doa berpendar bagai bintang, memenuhi langit dengan harapan. Setiap helai Al-Qur’an yang dilantunkan adalah angin sepoi yang menggerakkan layar keikhlasan, membawa kita lebih dekat kepada Sang Pemilik Waktu.
Masjid-masjid menjadi menara cahaya, tempat di mana jiwa-jiwa yang lelah menemukan pelukan kehangatan Ilahi.
Ramadhan adalah musim semi bagi hati, di mana kebajikan bermekaran dan dosa-dosa luruh bagai dedaunan kering tertiup angin taubat. Ia datang seperti hujan rahmat, menumbuhkan tunas kebaikan dalam sanubari, mengubah kegersangan menjadi taman keberkahan.
Namun, sebagaimana fajar yang perlahan menyapu malam, Ramadhan pun akan berlalu, meninggalkan jejak bagi mereka yang ingin terus berjalan di atas jalan cahaya.
Maka, selagi ia masih bersama kita, mari meresapi setiap detiknya, memetik setiap butir hikmah yang tersembunyi dalam sunyi. Sebab Ramadhan bukan sekadar bulan, ia adalah perjalanan jiwa, menuju cahaya yang abadi. (AGS/ALN)