Rupiah Mulai Menguat, Tapi Modal Asing Masih Galau
Portal Kawasan, JAKARTA – Di tengah dinamika ekonomi global dan tekanan eksternal yang masih tinggi, Bank Indonesia (BI) mencatat stabilitas nilai tukar Rupiah dan pergerakan pasar keuangan domestik yang menunjukkan sinyal campuran sepanjang pekan ketiga Juli 2025.
Rupiah ditutup melemah tipis pada level Rp16.325 per dolar AS pada Kamis (17/7), sebelum dibuka menguat ringan di posisi Rp16.320 pada Jumat pagi. Meskipun masih tertekan oleh penguatan indeks dolar AS (DXY) yang naik ke 98,73, kondisi pasar obligasi mencerminkan optimisme terbatas investor terhadap fundamental Indonesia.
Tercatat, imbal hasil (yield) SBN 10 tahun turun ke 6,57%, sebelum sedikit stabil di 6,56% pada Jumat pagi, mengindikasikan tetap adanya permintaan atas surat utang pemerintah meski pasar keuangan global masih volatile. Sebagai pembanding, yield US Treasury 10 tahun meningkat ke level 4,451%, mencerminkan tekanan kenaikan suku bunga global.
Sementara itu, arus modal asing menunjukkan pola penyesuaian menjelang semester kedua. Dalam periode 14–17 Juli 2025, investor nonresiden mencatatkan jual neto sebesar Rp10,49 triliun, terutama berasal dari penarikan dana di pasar saham (Rp1,91 triliun) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau SRBI (Rp8,95 triliun). Sementara itu, ada sedikit aliran masuk ke pasar obligasi negara (Rp0,38 triliun).
Secara kumulatif sepanjang tahun hingga 17 Juli 2025, investor asing tercatat melakukan jual neto Rp58,01 triliun di pasar saham dan Rp48,07 triliun di SRBI, namun menambah portofolio di pasar SBN sebesar Rp59,97 triliun.
Di sisi risiko, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun turun menjadi 73,49 basis poin, dari sebelumnya 74,23 bps, mencerminkan persepsi risiko terhadap Indonesia yang sedikit membaik.
Bank Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Optimalisasi bauran kebijakan moneter, makroprudensial, serta stabilitas sistem keuangan akan terus dilakukan guna menjaga ketahanan eksternal Indonesia dari dampak gejolak global. (ALN)