Sang Pengelana dan Penjaga Samudra: Sebuah Kisah tentang Kesabaran dan Hikmah
Portal Kawasan, JAKARTA – Di sebuah kerajaan cahaya dan bayang-bayang, hiduplah seorang pengelana yang telah menaklukkan badai, membelah lautan, dan menuntun bangsanya menuju harapan.
Namun, meski telah menjadi pemimpin besar, hatinya masih merindu akan ilmu yang lebih dalam. Sang pengelana mendengar tentang seorang penjaga samudra, seorang lelaki misterius yang memahami rahasia di balik tirai waktu.
Dengan penuh semangat, ia mencari sang penjaga, melintasi lembah sunyi dan tepian ombak yang berbisik. Akhirnya, ia menemukannya di tepi lautan, di tempat di mana langit dan air saling berbisik.
Sang penjaga samudra berkata, “Jika engkau ingin berjalan bersamaku, jangan bertanya sebelum tiba waktunya.”
Mereka pun berlayar. Di tengah perjalanan, sang penjaga melubangi perahu yang mereka tumpangi. Sang pengelana terkejut, “Mengapa kau merusaknya? Bukankah kita akan tenggelam?”
Sang penjaga hanya tersenyum, dan mereka melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah desa. Di sana, sang penjaga membunuh seorang pemuda.
Sang pengelana geram, “Bagaimana mungkin kau mencabut nyawa yang tak bersalah?” Namun, sang penjaga tetap diam dan melanjutkan perjalanan.
Di ujung perjalanan, mereka sampai di sebuah desa yang menolak memberi mereka makanan. Namun, sang penjaga malah membangun kembali tembok yang hampir runtuh di sana.
Sang pengelana kembali bertanya, “Mengapa engkau menolong mereka yang bahkan tak mau memberi kita seteguk air?”
Akhirnya, sang penjaga samudra berkata, “Sudah saatnya aku membuka tirai rahasia. Perahu itu kulubangi agar tak dirampas oleh para perampas.
Pemuda itu kubunuh karena ia akan tumbuh menjadi kejahatan bagi orang tuanya. Dan tembok itu kuperbaiki karena di bawahnya tersimpan harta milik anak yatim yang ayahnya dulu adalah orang baik.”
Sang pengelana terdiam. Ia kini mengerti bahwa di balik setiap kejadian, ada rahasia yang hanya diketahui oleh Sang Pemilik Waktu.
Dengan penuh takzim, ia pun berpisah dengan sang penjaga samudra, membawa pelajaran bahwa kesabaran adalah kunci memahami takdir.
Begitulah, di samudra kehidupan, sering kali kita mempertanyakan ombak yang datang menerpa, padahal di baliknya tersembunyi pelabuhan yang lebih aman. (AGS/ALN)