Si Jago Merah Menari di Matraman Raya, Hanguskan Kediaman
JAKARTA – Pagi belum sempat menyapa, saat amarah listrik meledak di tengah sunyi Jalan Matraman Raya. Satu rumah jadi korban, dilalap lidah api yang menari liar di udara Kebon Manggis.
Sekitar pukul 04.08 WIB, sang kabel tua memekik dalam diam. Ia mendesis, menyalakan bara kecil yang perlahan berubah jadi raksasa merah menyala. Api bangun dari tidur dan langsung melompat liar ke dinding, menyusuri atap, menyantap setiap inci kayu dan genting dengan rakusnya.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Muchtar Zakaria, menjadi pemimpin pasukan penyiram amarah. Tiga mobil pemadam dan sepuluh personel diterjunkan.

Mereka berpacu dengan waktu, berlari bersama selang dan semangat, berusaha meredam bara sebelum ia menelan lebih banyak nyawa bangunan.
“Syukurlah, api berhasil kami jinakkan sebelum sempat menular ke bangunan tetangga,” ujar Muchtar lega. Tepat pukul 04.58 WIB, si api menghembuskan napas terakhirnya, lalu lenyap disiram dingin.
Lurah Kebon Manggis, Ibnu Fajar, turut menghela napas lega. Tak ada korban jiwa, tak satu pun warga harus mengungsi. Hanya rumah Fairuz Thoriq (49) yang kini berdiri muram, menghitam, menyimpan jejak amukan dini hari.

Usman (34), saksi mata, masih bisa membayangkan bagaimana si jago merah membesar cepat, bahkan ketika warga dan pemilik rumah berusaha melawan dengan ember dan doa.
“Untung saja petugas datang cepat. Kalau tidak, entah apa jadinya,” katanya.
Kini, sang api telah tidur kembali, namun arang dan asap masih bercerita—tentang listrik yang marah, dan rumah yang tak sempat berkata apa-apa. (RXC/ALN)