Slamet Riyadi IV: Tanah Kelahiran yang Menggema Kembali Terhimpun dalam Halal Bihalal
JAKARTA – Di bawah langit yang seakan merekam tawa masa silam, jejak-jejak kecil yang pernah membekas di wilayah Slamet Riyadi IV, kini berpadu kembali dalam harmoni.
Pada Sabtu, 26 April 2025, forum Silaturahmi Slaria IV sebagai komunitas teman masa kecil yang terhubung kembali lewat WhatsApp Group, menggelar Halal Bihalal penuh haru di tempat lahir dan tempat bermain mereka dahulu.

Wiwit, salah satu penggerak utama dalam perhelatan ini, menyulam perasaannya dalam kalimat sederhana namun dalam maknanya.
”Semoga ke depan kita bisa berkumpul kembali, lebih ramai, lebih hangat, dan lebih seru lagi,” ujarnya, seolah meniupkan harapan ke angin agar kelak berkumpul kembali jiwa-jiwa yang pernah berbagi tawa dalam dekapan masa kecil.
Acara dibuka dengan lantunan kata dari Wiwit, Lusy, dan Yosept, para pemandu kisah hari itu, diikuti dengan hidangan kecil yang membawa kehangatan.

Ayat suci Al-Quran mengalirkan kesejukan jiwa, dibacakan dengan khusyuk, seakan membentangkan jembatan cahaya antara masa kini dan kenangan lalu.
Sambutan demi sambutan mewarnai acara. Ketua Forum bersama Sdri. Wiwit, Ketua RT 09 Bapak Agus Isnanto, serta para senior Om Toto, Yu Ina, dan Om Iskandar, satu persatu mengukir kata-kata yang mengikat kenangan dengan harapan.

Seperti bintang-bintang yang dulu diam-diam menjadi saksi permainan mereka, kini mereka berkumpul kembali dalam satu langit yang sama.
Tausiyah yang dibawakan Ustadz H. Ruslan membungkus sore itu dengan makna, diikuti doa bersama yang melangitkan segala pinta dan syukur.

Lalu, gemuruh kecil terdengar saat sesi “mabar” alias makan bersama mengisi ruang-ruang kosong di perut, sambil membangkitkan tawa yang mengalir deras.
Kemudian, pintu-pintu kejutan terbuka: 39 doorprize dan lebih, terbang dari tangan ke tangan, menyemai senyum di setiap wajah.

“Alhamdulillah, setiap peserta mendapat doorprize,” ujar Wiwit, seolah menegaskan bahwa di acara ini, tak ada yang pulang dengan tangan kosong, seperti masa kecil mereka yang penuh pemberian tanpa pamrih.
Tak hanya itu, dari tangan-tangan tak terlihat, mengalir pula hadiah tambahan: es doger dingin yang manis, entah dari siapa, sebuah kejutan kecil yang mengukuhkan bahwa silaturahmi ini hidup bukan hanya dari rencana, tapi juga dari keajaiban-keajaiban kecil yang datang tanpa diminta.
Dari kas donasi yang terkumpul sebesar Rp 4,3 juta, semua keperluan acara terpenuhi. Tidak ada kekurangan, hanya limpahan berkah.
Seiring matahari yang perlahan condong ke barat, acara ditutup dengan foto bersama, mengabadikan bukan hanya momen, tapi juga janji diam-diam di hati setiap yang hadir: bahwa persahabatan ini, seperti mata air, akan terus mengalir, takkan kering dimakan waktu.
Slamet Riyadi IV, tempat kecil itu hari ini kembali hidup, bergemuruh oleh kenangan dan tawa, membuktikan bahwa waktu boleh berjalan, tapi ikatan jiwa tak pernah lapuk. (RXC/AGS/ALN)