Tangisan di Ambang Lebaran: Kisah Cinta dari Langit
Portal Kawasan, JAKARTA – Malam tak seperti biasanya di rumah kecil itu. Di sudut kota Madinah, di bawah cahaya bulan yang temaram, dua bocah bernama Hasan dan Husain menatap wajah ibunda mereka dengan mata penuh harap.
“Ibu, mengapa anak-anak lain telah berhias dengan pakaian baru, sedangkan kami belum?” suara mereka lirih, namun menusuk ke relung hati.
Sayyidah Fatimah, putri manusia paling mulia, tersenyum pahit. “Baju kalian masih di tukang jahit,” jawabnya, menyembunyikan kesedihan di balik kelembutan.
Malam tak beranjak menghapus harap, dan Hasan serta Husain kembali bertanya, “Ibu, di manakah baju kami?”
Kali ini, Fatimah tak lagi mampu menyembunyikan duka. Air matanya jatuh, membasahi bumi yang telah menyaksikan begitu banyak kisah cinta dan pengorbanan. Ia tak punya apa-apa untuk membelikan mereka pakaian baru.
Tiba-tiba, ketukan di pintu membelah keheningan. “Siapa di luar sana?” tanya Fatimah, suaranya dipenuhi harap yang hampir padam.
Dari balik pintu terdengar suara lembut, “Wahai putri Rasulullah, aku adalah tukang jahit. Aku datang membawa hadiah untuk putra-putramu.”
Dengan tangan gemetar, Fatimah menerima pakaian itu dan memanggil kedua buah hatinya. Hasan dan Husain mengenakan pakaian indah, bersinar dalam kebahagiaan.
Tak lama kemudian, Rasulullah SAW datang dan melihat cucu-cucunya berseri-seri dalam balutan kain yang begitu menawan.
Namun, beliau lalu bertanya, “Wahai putriku, apakah engkau melihat tukang jahit itu?”. “Iya, Ayah. Aku melihatnya,” jawab Fatimah. Senyum Rasulullah mengembang dalam kesedihan yang tak terkatakan.
“Ketahuilah, putriku, dia bukanlah tukang jahit. Dia adalah Malaikat Ridwan, yang membawa pakaian ini dari surga.”
Dalam diam, langit Madinah seakan menangis, menyaksikan kasih sayang yang tak berujung dari Sang Maha Kuasa kepada keluarga yang paling dicintai-Nya.Wallahu ‘alam bissyawab.. (AGS/ALN)