Uwais, Permata Padang Pasir yang Menggendong Surga di Pundaknya
JAKARTA – Di sebuah negeri tandus di bawah langit yang merah saga, hiduplah seorang pemuda bernama Uwais, sebutir mutiara yang terpendam di tengah gurun luas.
Meski namanya tak terukir di batu-batu megah atau diarak dalam syair para penyair, kisahnya menembus awan dan menggema hingga ke penjuru angin. Uwais adalah lelaki sederhana yang memiliki satu harta tak ternilai: seorang ibu renta yang menjadi pelita hatinya.
Dalam hikayat yang beredar di pasar-pasar dan di antara perbincangan para musafir, diceritakan bahwa pemuda ini rela memikul ibunya menempuh perjalanan panjang menuju Tanah Suci, hanya demi memenuhi kerinduan sang ibu yang ingin menunaikan ibadah suci.
Seperti seekor burung rajawali yang tak pernah lelah mengembangkan sayapnya, Uwais menggendong ibunya di punggungnya menembus badai pasir dan panas matahari.
Ia tidak mengeluh, sebab baginya, surga telah bertengger di atas kedua pundaknya. Setiap langkahnya adalah dzikir, setiap peluhnya adalah permata yang jatuh ke bumi.
Langit pun menjadi saksi, ketika para malaikat membisikkan namanya kepada kekasih-Nya, Rasulullah SAW, meski wajah mereka tak pernah bersua.
“Di antara umatku,” sabda Nabi, “ada seorang pemuda yang doanya mampu menembus langit, namanya Uwais Al-Qarni.”
Kini, kisah Uwais menjadi pelita bagi hati yang rindu berbakti. Seakan-akan, setiap ibu di dunia ini memiliki secercah cahaya dari cinta Uwais, dan setiap anak diingatkan bahwa surga tak jauh — ia berada di bawah telapak kaki ibu. (AGS/ALN)