Teratai Tangguh di Tengah Kota: Epik Perjuangan Posyandu Lansia di RW04 Kebon Manggis
JAKARTA – Di sebuah sudut Jakarta Timur, di Jalan Slamet Riyadi IV, berdiri sebuah benteng kecil perjuangan bernama Pos Keamanan Terpadu. Di sanalah, setiap bulan, para kesatria tanpa senjata berkumpul. Mereka tak mengangkat pedang, melainkan tensimeter dan stetoskop, senjata damai melawan waktu dan keausan tubuh.
Di balik barikade sederhana itu, mekar sebuah perlawanan bernama Posyandu Lansia Teratai. Sebuah taman harapan bagi para sesepuh RW04, Kebon Manggis, yang tubuhnya mungkin mulai menua, namun semangatnya tetap menyala laksana api abadi.
Di medan bakti ini, berdirilah komandan mulia: Ibu Yoslinda, sang nahkoda di lautan pengabdian. Ia tak sendiri. Di sisinya, berdiri kokoh para srikandi kesehatan: Sri Hartini, Fatmah, Denah Mardiana, Eka Supika, Ibu Tini, Lilis, dan Dian. Mereka bukan hanya kader, tapi pelita yang menuntun para lansia meniti usia senja dengan damai.
Tak ketinggalan, pasukan informasi dari Kader PIK, Evy Sri Sundari dan Siti Suningsih, menyulam makna lewat penyuluhan dan senyum yang meneduhkan.
Dari balik layar, dukungan mengalir dari PKK Kelurahan, sang Ibu AI, dan PKK RW04 yang dipimpin Ibu Sri Kadarwati, mereka adalah akar yang menopang pohon pengabdian ini agar tetap berdiri tegak.

Dari ranah pemerintahan, hadir pula Maulana, Kasi Kesra Kebon Manggis, Ibu Lulu bersama penjaga kesehatan dari Puskesmas, Bidan Nurul, tiga perisai resmi negeri yang menjaga ritme kegiatan agar tetap berjalan dalam irama.
Di medan kegiatan, berbagai ritual kesehatan digelar, antara lain;
Pemeriksaan Kesehatan: layaknya peninjauan pasukan, para lansia diperiksa tekanan darah, kadar gula, dan tubuhnya ditakar. Tak kurang dari 40 pejuang usia senja menerima perhatian itu.
Konseling & Penyuluhan: pengetahuan menjadi tameng. Edukasi tentang gizi, pola hidup sehat, dan pencegahan penyakit disematkan di dada setiap lansia agar tetap kuat menapaki waktu.

Imunisasi: serum pelindung disuntikkan, menjelma benteng dalam tubuh dari ancaman yang tak kasat mata.
Senam Lansia: gerakan ringan, tapi penuh makna. Meningkatkan otot dan keseimbangan, seolah menyelaraskan jiwa dan raga dalam tarian hidup.
Kegiatan Sosial & Rekreasi: tawa dan cerita mengalir, menghangatkan hati, dan menjalin kembali benang-benang kebersamaan.
Pemeriksaan Laboratorium Sederhana: deteksi dini sebagai mata elang, agar setiap ancaman dapat dikenali sebelum mencengkeram.

Penyuluhan GERMAS: seperti mantra yang diucapkan berulang, hidup sehat dijadikan semboyan. Cek kesehatan, jauhi rokok, gerakkan tubuh, makan seimbang, tidur cukup, dan kelola stres, semuanya demi satu tujuan: hidup yang lebih panjang dan bermakna.
Posyandu Lansia Teratai bukan sekadar kegiatan bulanan. Ia adalah panggung kecil dari drama besar bernama kemanusiaan. Tempat di mana para lansia bukan hanya dihitung, tapi diperhatikan. Bukan sekadar dirawat, tapi dihargai.
Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, di antara beton dan aspal, sekuntum Teratai mekar. Di sana, waktu bukan musuh, tapi sahabat. Usia bukan beban, tapi kehormatan.
Dan Posyandu Teratai adalah bukti bahwa kepedulian masih tumbuh, di tanah yang tak pernah lelah melahirkan pahlawan tanpa tanda jasa. (RXC/ALN)