Dari Kebon Manggis untuk Matraman: Konsolidasi RT-RW dan Semangat Kesatrian
Portal Kawasan, JAKARTA – Di tengah arus kehidupan kota yang tak pernah berhenti, ada satu jeda penting yang terjadi di Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman.
Bukan jeda karena listrik padam atau cuaca ekstrem, tapi jeda yang sengaja dihadirkan untuk menyegarkan kembali semangat pelayanan, sebuah kegiatan pembekalan dan konsolidasi bagi para Ketua RT dan RW.

Camat Matraman, Bambang Pangestu, menyebut kegiatan ini sebagai contoh positif yang patut direplikasi oleh kelurahan-kelurahan lain.
“Sebelum mereka menjalankan tugas, perlu memang kita bekali. Terutama dengan kesepakatan-kesepakatan yang secara tertulis sudah tertuang dalam aturan,” ujarnya, Jumat (25/7).

Dalam bahasa lain, pembekalan ini adalah upaya mengikat semangat pengabdian dengan bingkai hukum dan tata tertib.
Sebab, bagi Bambang, pelayanan kepada warga bukan hanya soal niat baik, tapi juga soal kepastian arah. “Harus ada SOP, harus ada aturan, sehingga tidak salah melangkah,” tegasnya.

Ia menyadari bahwa langkah-langkah administratif yang keliru, sekalipun diniatkan baik dapat memunculkan konsekuensi yang tak diinginkan.
Kegiatan di Kebon Manggis ini, menurutnya, adalah bentuk konsolidasi yang menyentuh akar. Tidak hanya menghadirkan struktur, tapi juga kultur.

Dalam wilayah yang ia sebut sebagai “wilayah kesatrian” julukan yang menyiratkan kedisiplinan, loyalitas, dan tanggung jawab hadir pula unsur TNI yang memberikan materi wawasan kebangsaan. Sebuah kolaborasi yang mempertemukan sipil dan militer dalam misi bersama: membangun karakter pengurus wilayah.
Yang menarik, kegiatan ini bukan hanya tentang regulasi atau tata kelola, tapi juga tentang membangun kebersamaan. Dalam suasana akrab dan terbuka, para RT dan RW dari berbagai latar belakang berkumpul bukan hanya sebagai pejabat lingkungan, tapi sebagai sesama warga. Diskusi terjadi, pengalaman dibagi, dan komitmen diperbarui.

Dan mungkin, inilah yang membedakan Kebon Manggis. Ia tidak hanya sibuk mengatur warga, tapi juga sibuk mendidik pelayan warganya.
“Ini kegiatan yang positif,” ujar Bambang menutup pernyataannya. Dan dari nada bicaranya, terselip harapan: semoga apa yang dimulai di Kebon Manggis tak berhenti di situ. Karena di tengah kota yang makin kompleks, satu hal tetap sederhana: pelayanan yang baik selalu dimulai dari pemahaman yang kuat. (AGS/ALN)