All England: Panggung Legenda, Mahkota Abadi Bulu Tangkis Dunia
Portal Kawasan, BIRMINGHAM – Inilah turnamen yang menjadi medan perang para raja dan ratu bulu tangkis dunia. All England, bukan sekadar kompetisi, tetapi mahakarya sejarah yang menjelma sebagai tahta tertinggi dalam dunia bulu tangkis.
Sejak pertama kali digelar pada tahun 1899, All England telah menjadi ajang yang melahirkan legenda dan menaklukkan yang lemah.
Dulunya hanya dikenal sebagai “All England Badminton Championships”, turnamen ini digagas dengan niat sederhana: mempopulerkan bulu tangkis di Inggris.
Namun siapa sangka, percikan kecil itu menjelma menjadi kobaran api semangat global, membakar hasrat para atlet dari Asia, Eropa hingga Amerika.
Kini, All England tak sekadar menjadi bagian dari kalender tur BWF Super Series, melainkan permata paling bersinar di antara Kejuaraan Dunia dan Olimpiade. Ia adalah panggung megah tempat nama-nama besar dilahirkan, dipuja, dan dikenang selama-lamanya.

Dan dari panggung megah itulah, nama Indonesia terpatri dengan tinta emas lewat Rudi Hartono, sang maestro, sang legenda, penguasa abadi All England.
Dengan 8 gelar juara tunggal putra yang tak pernah tergoyahkan sejak era 70-an, Rudi tak hanya memenangkan pertandingan, ia menaklukkan sejarah. Hingga hari ini, belum ada satupun yang mampu menyentuh rekor langit itu.
Tak berhenti di masa lalu, All England kini tampil lebih megah dengan teknologi mutakhir, scoring elektronik super presisi, sorotan kamera berkecepatan tinggi, hingga siaran langsung ke seluruh penjuru dunia. Setiap pertandingan berubah menjadi drama epik, setiap poin jadi detik-detik penuh ledakan emosi.
All England bukan hanya tempat bertanding, ini adalah panggung kemuliaan, tempat di mana pebulutangkis terbaik dunia menari di ujung raket, demi satu tujuan: menjadi raja sejati bulu tangkis dunia. (AGS/ALN)