Tradisi Kuramasan: Sambut Ramadan dengan Ritual Pembersihan Diri
Portal Kawasan, CIANJUR – Angin berbisik lembut di antara pepohonan Kampung Adat Miduana, seolah ikut menyampaikan kabar bahwa bulan suci Ramadan akan segera tiba. Matahari tersenyum hangat, menyinari ratusan warga yang bersiap menjalankan tradisi Kuramasan, ritual sakral yang telah diwariskan turun-temurun.
Warga kampung yang dikenal dengan usia panjangnya—banyak di antaranya telah melewati sembilan dekade kehidupan, bahkan ada yang berusia lebih dari satu abad—melangkah penuh khidmat menuju Sungai Cipandak.

Bumi yang mereka pijak seakan merestui perjalanan itu, sementara alunan musik Sunda mengiringi langkah-langkah penuh makna.
Lelaki dalam balutan pangsi dan perempuan dengan kebaya anggun tampak menyatu dengan alam, seolah sungai dan angin pun turut menyambut kehadiran mereka.

Di tepian sungai, air mengalir lembut, siap menyucikan tubuh dan jiwa. Setiap tetesnya membisikkan harapan, membersihkan raga dari debu dunia dan menyegarkan hati yang bersiap menyambut Ramadan.
Usai ritual penyucian diri, kampung kembali bergema dengan gemuruh semangat dari pertunjukan pencak silat, di mana gerakan para pesilat seakan menari bersama bayangan di bawah cahaya senja.

Dewan Adat Kampung Miduana, Rustiman, menyampaikan bahwa Kuramasan bukan sekadar mandi bersama, tetapi juga simbol penyucian diri lahir dan batin sebelum memasuki bulan suci.
“Jika dahulu ritual ini dilakukan oleh masing-masing keluarga, kini seluruh warga kampung melaksanakannya secara serentak. Air sungai menjadi saksi betapa kita ingin memasuki Ramadan dengan tubuh dan hati yang bersih,” ujarnya, Kamis (27/2/2025).
Sebagai penutup, warga berkumpul dalam kehangatan makan bersama. Setiap suapan menjadi pengikat kebersamaan, sementara kebahagiaan berpendar di wajah-wajah yang menua dalam kebijaksanaan. Ramadan pun kini terasa lebih dekat, diiringi hati yang telah dibersihkan dan persaudaraan yang semakin erat. (RFK/ALN)