Langit Berduka, Bumi Meratap: Saat Rasulullah Menghadapi Sakaratul Maut
Portal Kawasan, JAKARTA – Madinah terasa sunyi, seolah seluruh semesta menahan napas. Angin yang biasanya berembus lembut kini seakan kehilangan arah. Para sahabat berkumpul, wajah mereka diliputi kecemasan, sementara di satu sudut ruangan, malaikat Jibril berdiri dengan sayap yang bergetar.
Hari itu, sang kekasih Allah, Rasulullah Muhammad SAW, tengah menghadapi detik-detik sakaratul maut.
Dahi Rasulullah mulai dibasahi peluh, meski udara tak terasa panas. Tubuhnya menggigil, seolah menanggung beban yang tak terkatakan. Lalu dengan suara lirih, beliau memanggil Jibril yang berdiri di sisi beliau dengan penuh kepiluan.
“Wahai Jibril, sakit sekali sakaratul maut ini. Timpakanlah semua rasa sakit ini kepadaku, agar umatku tidak merasakan penderitaan yang begitu dahsyat.”
Mendengar itu, Jibril menundukkan kepala. Tak pernah sebelumnya ia merasa selemah ini. Sosok yang selalu ia dampingi dalam wahyu kini terbaring dalam derita, dan ia tak kuasa menahan air mata. Langit pun seakan turut bergetar menyaksikan pengorbanan terakhir Sang Nabi.
Di dekatnya, Ali bin Abi Thalib mendekat, menggenggam tangan Rasulullah yang terasa semakin lemah. Dengan suara nyaris tak terdengar, Rasulullah berbisik, memberikan wasiat terakhirnya.
“Ali… sampaikan kepada umatku, jangan pernah mereka tinggalkan shalat. Shalat adalah tiang agama… jangan pernah lupakan itu.”
Tangis pun pecah. Para sahabat yang hadir tak mampu lagi menahan duka. Sementara itu, wajah Rasulullah yang mulia mulai kehilangan cahaya, napasnya semakin berat, dan matanya yang teduh perlahan mulai menutup.
Di detik-detik terakhir, suara lirih masih terdengar dari bibir beliau. Kata-kata yang menggetarkan seluruh alam.
”Ummatku… ummatku… ummatku…”
Dan seketika, ruh suci itu berpulang ke pangkuan Ilahi.
Langit pun menangis. Bumi bergetar dalam duka. Di luar, angin Madinah berembus pelan, membawa keheningan yang tak pernah dirasakan sebelumnya.
Hari itu, bukan hanya para sahabat yang kehilangan pemimpin, tetapi seluruh alam semesta kehilangan manusia paling mulia yang pernah menginjakkan kaki di bumi. (AGS/ALN)
Maret 15, 2025 @ 10:15
Rajin rajin lah isi dengan dakwah “LANGIT BERDUKA, BUMI MERATAP”, supaya kita semua sebagai umatnya dengan sisa waktu yang diberikan ini lebih bertaqwa kepda Sang Penciptanya …… Aamiin.
Maret 15, 2025 @ 13:32
👍👍👍
Maret 15, 2025 @ 13:42
Betapa mulianya akhlak baginda Rasulullah
Hingga akhir hayatnya selalu memikirkan umatnya…
TAKBIIIRRR..
Maret 15, 2025 @ 13:43
Allahu Akbar!!